Jumat, 29 Maret 2013

Janganlah Kebencian menjadikan Kita Tidak Adil

Sering ketidaksukaan / kebencian kita terhadap sesuatu, menjadikan kita bersikap tidak obyektif. Memang kondisi itu sesuatu yang wajar. Tapi wajar untuk saat ini, menjadi tidak wajar di kala jaman Rasululloh SAW. Karena Alloh SWT mengingatkan kepada kita "Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan.” (QS. Al Maa’idah: 8).

Kau katakan kalau aku memperalat orang. Atas nama Alloh SWT kau juga katakan, "kamu tak bisa membohongiNya... Allah tahu semua yang ada di hatimu..dan juga tau semua yang kamu lakukan. marilah kita dengan sadar melakukan semuanya bahwa kita sedang disaksikannya".

Kalimatmu sangat religius, tapi kau tak menyadari bahwa kalimat itu juga harus kau pertanggungjawabkan di hadapan Alloh Azzawajalla. Mengapa demikian? Saya hanya bertanya kepadamu. Atas dasar apa menuduhku dengan kalimat "memanfaatkan orang?" Bagiku gak ada artinya sama sekali kalimat itu. Akupun juga tidak dirugikan dan tidak terusik dengan kalimat itu.

Cukup kau tahu saja. Aku mengajak seseorang untuk berkarya memperbaiki profesi di wilayahmu. Kalau memang dia mampu, kompeten, pastinya tidak ada hambatan sama sekali untuk melakukan perbaikan. Catatan besarnya adalah "kalau dia mau". Toh kemanfaatan dan keuntungannya juga bukan untukku. Tapi untuk dia sendiri. Karena akan menjadi terkenal, akan menjadi pembaharu, menjadi pioneer dan seterusnya.

Tapi rupanya semangat dia kau hancurkan dengan ungkapanmu yang membawa bawa nama Alloh SWT. Sekali lagi, aku tidak dirugikan sama sekali dengan boikotmu dan pengaruhmu mempengaruhi keinginan sahabatmu. Banyak kok yang mau menjadi partnerku, yang mau berkembang, yang mau maju, yang mau berbagi, yang mau berjuang, yang mau memperbaiki profesi ini.

Tidak ada niat sedikitpun dalam pikiran ini "memanfaatkan orang" seperti tuduhanmu.

Atau jangan jangan............kau sendiri yang merasa.................
Silakan tanyakan dengan jujur kepada hati nuranimu.