Jumat, 20 Maret 2009

Spiritual Journey

Dikisahkan.....

Pada suatu hari, Ali seorang anak kelas 5 SD, sepulang dari sekolahnya dia tidak langsung pulang ke rumahnya di sebuah panti asuhan bersama 2 orang adiknya. Adiknya yang besar baru kelas 3 SD seorang laki-laki, dan adiknya yang kedua baru duduk di taman kanak-kanak.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, dia berjalan menuju ke pekuburan yang jaraknya cukup jauh, sekitar 2 km dari sekolah itu. Di sebuah pekuburan masal, Ali duduk di depan dua buah pusara....... yaitu pusara ayah dan pusara ibunya.

Dibersihkannya pusara ibunya, air matanya meleleh....
"Ibu....Ali lelah Ibu............ Ali capek............setiap pagi, Ali harus memandikan adik. Ali juga harus mencuci baju adik. Setelah itu, Ali juga harus menyeterika baju. Ali lelah Ibu. Bangun Ibu..............."

Tangisannya meledak, air matanya bercucuran. "Bangun Ibuu....siang ini Ali juga belum makan Ibu. Kapan Ibu akan bangun bersama kami lagi Ibu...."

Setelh dari pusara Ibunya, Ali pindah ke pusara bapaknya.

"Bapak....sepatu Ali sudah rusak Bapak. Tas Ali sudah robek. Teman-teman dibelikan sepatu baru. Teman-teman dibelikan tas baru. Tak ada yang membelikan tas Ali, Bangun Bapak. Adik-adik juga sepatunya telah sobek. Baju adik juga sudah kusam. Bangun Bapak......"

Saudara-saudara sekalian....bayangkan.....bayangkan...kalau Ali yang baru kelas 5 SD itu adalah anak kita. Anak kita yang sangat kita cintai. Menangis di atas pusara kita, meratap di atas pusara kita......

Sementara....kita terbujur kaku melihat anak kita meratap, tak mampu berbuat apapun karena kita telah berada di liang lahat.

Tapi tidak.....
Hari ini....kita masih bisa membelai rambut anak kita. Hari ini kita masih bisa menyuapi anak kita. Hari ini kita juga masih bisa bermain dan bercanda dengan anak kita.

Saat pagi hari, saat kita belum beraktifitas di kantor....kita masih sempet memandikan anak kita. Sore hari, saat kita belum berangkat tidur, kita juga masih sempat bercerita kepada anak kita mengentar mereka tidur.

Betapa Tuhan ternyata masih sangat sayang kepada kita. Betapa Tuhan masih memberikan karunia yang sangat besar kepada kita. Tuhan masih memberikan kesempatan yang banyak kepada kita untuk mencintai anak-anak kita. Menyayangi dan mengasihi mereka.

Betapa Tuhan telah memberikan kita nikmat yang sangat besar dengan kehadiran anak-anak kita yang lucu, yang riang dan gembira.

Tapi saudara-saudara sekalian.....
Apa yang kita lakukan saat anak-anak kita mencari perhatian kita? Apa yang dilakukan oleh kita saat anak-anak kita membuat ulah kepada kita?

Betapa mudahnya tangan kita menjewer mereka? Betapa ringannya tangan kita menjiwit mereka. Betapa gampangnya tangan kita memukul mereka, menyakiti mereka. Dan mulut kita pun ikut-ikutan berteriak, membentak, memarahi mereka...............

Saudaraku......
Manakah rasa syukur kita kepada Tuhan atas karunia yang banyak itu? Manakah terimakasih kita kepada Tuhan atas limpahan nikmat yeng telah Dia berikan kepada kita? Karena kesesalan kita, karena kelelahan kita, karena emosi kita..................betapa kita menjadi orang yang mudah lupa menyia-nyiakan anugerah dan titipan yang diberikan kepada kita.

Maka saudaraku....
Mulai saat ini dan seterusnya, marilah kita bertaubat kepada Tuhan, beristighfar dengan istighfar sebanyak-banyaknya, sehingga kita selalu terlindung dari gangguan syaitan yang senantiasa berusaha menyesatkan kita.

Astaghfirrulloohal 'adziiim..........

Tidak ada komentar: