Kamis, 26 Maret 2009

Solidaritas Perempuan akan Umumkan Caleg yang Berpoligami

detik.com, 26 Maret 2009

Solidaritas perempuan Indonesia akan mengumumkan caleg yang berpoligami. Mereka pun menolak para caleg tersebut. Alasannya, kaum hawa menginginkan wakil rakyat yang memiliki perspektif perempuan.

"Kita prihatin, mereka tidak terang-terangan. Kalau mereka melakukan poligami harus diberitahukan kepada masyarakat. Sebagai masyarakat pemilih, kita ingin tidak mereka menyembunyikan track recordnya," jelas koordinator solidaritas perempuan Indonesia, Yeni Rosa Damayanti saat berbincang melalui telepon, Kamis (26/3/2009).

Yeni mengaku memiliki daftar caleg yang berpoligami dan jumlahnya mencapai puluhan. Rencananya daftar ini akan diumumkan pada Jumat 27 Maret 2009, di Gedung YLBHI, Jl Diponegoro, Jakarta.

Akan hadir dalam acara itu sejumlah artis antara lain Trie Utami, Ria Irawan, dan Nia Dinata. "Ini kepentingan politik kaum perempuan. Terserah pada masyarakat mau memilih atau tidak. Tapi yang penting perempuan jangan diremehkan," jelasnya.

Membaca berita itu, saya bertanya-tanya. Apa sebenarnya tujuan mereka mengadakan acara begituan. Cari popularitas, cari sensasi, atau ada pesanan dari partai tertentu untuk menjatuhkan salah satu atau salah dua partai peserta pemilu yang calegnya pada poligami?

Kalau bener-bener ingin solider terhadap perempuan, kalau bener-bener ingin memilih orang yang baik track recordnya, mengapa tidak mengumumkan saja caleg yang suka mesum, caleg yang selingkuh, caleg yang koruptor, caleg yang seneng mabok, caleg yang tidak spakat dengan pornografi dan sejenisnya?

Bukan karena saya membela laki-laki yang berpoligami, bukan pula karena saya simpatisan partai yang calegnya ada yang berpoligami. Tapi mengapa kita tidak bisa adil, memandang sesuatu secara utuh?

Saya curiga Yeni Rosa Damayanti sebagai koordinator aksi itu, melihat poligami hanya dari sudut pandang emosi dia sendiri, atau mendapat pesanan dari kepentingan kelompok tertentu. Pernahkah dia berbincang-bincang atau berdiskusi dengan istri para caleg yang berpoligami itu, toh dia memiliki daftarnya. Apakah benar kondisi para istri sholihah itu tidak bahagia seperti yang ada di benak Yeni? Atau justru Yeni malah iri terhadap para wanita sholihah itu, karena mereka jauh lebih bahagia dibanding dia?

Lagi pula, apa hubungan poligami dengan kepentingan politik perempuan? Sejak kapan dengan poligami perempuan diremehkan? Sekali lagi.... mengapa bukan mereka yang SELINGKUH yang diumumkan? Bukankah justru merekalah yang meremehkan perempuan?

Tidak ada komentar: